Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Mati Dalam Angan (Part 2)

Gambar
Kami berenam langsung berlari keluar dari lubang perlindungan menuju tempat yang direncanakan. Sementara Kapten Ade berlari ke arah lain untuk memancing perhatian regu tembak dan berhasil, semua tembakan langsung mengarah padanya. Aku sempat melirik Kapten Ade, sungguh luar biasa. Dia berlari meliuk-liuk menghindari tembakan seperti sedang bermain kejar-kejaran dengan anak kecil. Aku jadi penasaran siapa sebenarnya Kapten Ade ini? Sepertinya dia berbeda dari yang lain. Tapi sekarang tidak ada waktu untuk memikirkannya, aku harus fokus pada tugas. Begitu sampai di tempat yang dimaksud Jaja langsung memberikan instruksi. “Andi, siapkan senjatamu. Bagitu kuberi aba-aba aku beserta yang lain akan segera memberikan tembakan ke arah musuh dan kau langsung melakukan tugasmu. Dan yang paling penting setelah Andi melakukan satu kali tembakan, mau kena atau tidak kita langsung bersembunyi lagi di sini. Paham?” “Ya!!” kami menjawab bersamaan, lalu bersiap mengambil posisi. “Sekarang!!!” teria

Persahabatan Chintya dan Sisca

Gambar
Siang yang panas, sepanjang perjalanan pulang ramai kendaraan berlalu lalang. Chintya segera merapat ke punggung mamanya yang sedang menyetir sepeda motor. Namun hawa panas masih terasa menyengat tubuh Chintya. Sepanas hati Chintya yang sedang gundah. Tak terasa Chintya dan mamanya sudah sampai rumah. Setelah membuka pagar dan pintu depan rumah, bergegas Chintya dan mamanya menuju ruang tengah. “Ayo… sayang, cuci tangan dan segera makan siang” ajak mama Chintya. “Malas ma… gak nafsu makan” jawab Chintya sambil menghempaskan tubuhnya di kasur depan televisi. Mama Chintya agak heran dengan sikap Chintya dan segera menghampiri. “Kenapa cantik… ada masalah ya” “Tidak ada ma. Lagi malas saja” “Ya sudah… ayo sana mandi dulu. Sebentar lagi papa pulang. Kita shalat duhur bersama seperti biasa. Mama mau membersihkan tempat shalat dulu yaa…” kata mama Chintya sambil mencium ... baca selengkapnya di Persahabatan Chintya dan Sisca Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Menggenggam Impian

Gambar
Tengah hari itu, kabupaten Lahat seakan membara. Hujan yang tak kunjung datang membuat matahari berpijar di tengah petala langit. Tanah mulai gersang berselabut debu seakan menyemburkan uap api neraka yang mendidih panas. Siswa SMA Negeri 4 Lahat berteduh di bawah atap kelasnya untuk melaksanakan bimbel siang. Sekolah yang berada di tengah hutan, jauh dari hingar bingar keramaian. Masyarakatnya masih mempercayai kepercayaan nenek moyang. Meski begitu, ternyata berbeda halnya dengan lingkungan di dalam sekolah SMANPALA? SMA Negeri 4 Lahat? yang bernuansa Islami. Sekolah ini bertaraf internasional. Belajar dari pagi sampai malam sehingga keakraban siswa, guru dan seluruh penghuni SMANPALA sangat erat. Iffah, salah seorang siswi kelas XII IPA-1, berbalut jilbab pink seragam sekolahnya yang rapi, gede dan syar’i menambah keanggunannnya. Iffah saat itu tengah sibuk mengerjakan soal-soal untuk persiapan ujian nasional yang tinggal hitungan hari. Meski itu momok yang sangat menakutkan, Iffa

Syukurku

Gambar
“Apa kata mereka kalau yusuf akan menikah dengan orang yang cacat” cerca kakak yusuf, sedangkan bu zainab hanya terdiam di sudut ruangan sambil memandang foto yusuf dengan pandangan kosong. “Sudahlah bang kita serahkan semuanya pada yusuf toh itu semua yusuf yang akan menjalaninya”. Sambung dewi, kakak ipar yusuf. “Ya kalau wanita yang dia kenalkan tidak separah si Fara, sudah buta, bicaranya gagap, biasanya orang gagap itu pendengarannya kurang, di tambah kakinya pincang, apa yang akan di harapkan dari dia untuk memenuhi keperluan diri sendirinya saja dia masih butuh orang lain, itu akan menghambat yusuf sendiri, kalau tidak di bantu malah kasihan dia.” “Tapi bang kita tidak boleh langsung menghujami yusuf seperti itu barangkali yusuf punya maksud tersendiri”. Sambung dewi lagi. “Tapi itulah kenyataannya de”, yusuf yang bicara sendiri kalau wanita yang akan dia nikahi cacat. “Tapi kita belum melihatnya dam.” Akhirnya bu zainab angkat bicara. Tiba-tiba dengan senyum khasnya yusuf datan